Rabu, 17 Oktober 2018



Wahai Para Suami, Ingatlah Tujuan Pernikahan 

Pejamkan kedua matamu, renungkan dan lihatlah siapakah sebenarnya dirimu! Matamu saja tidak cukup untuk melihat siapakah kamu sebenarnya, tetapi butuh bantuan mata mata yang lain; mata orang lain, perspektif syari’at, ajaran agama dan pengalaman bangsa-bangsa lain.
Ingat, mata-mata manusia selalu tertuju padamu dan berharap banyak kepada peranmu. Dalam sebuah syair disebutkan,
Hati-hati manusia haus dahaga
Dan hanya di jari-jemarimu kesegaran mereka
Mata-mata manusia letih dan nanar
.Dalam genggaman tanganmu terdapat wewenang mutlak karena kamu pantas memikul tanggung jawab yang diberikan Allah kepadamu. Jadi, kamu adalah harapan semua kalangan ketika kamu benar-benar menjadi laki-laki hebat. Oleh karena itu, sekarang buang semua hal yang ada dalam telapak tanganmu.
Apakah kamu mengetahui tujuan pernikahan? Pernikahan adalah terbentuknya suatu keluarga dengan misi-misi agung. Misi-misi tersebut antara lain adalah:
1. Pernikahan adalah suatu proses menuju jiwa dan raga yang paripurna.
Orang yang hidupnya membujang, maka pada hakikatnya ia dalam kekurangan; baik secara psikologi, nalar, dan kedewasaannya. Orang yang memiliki perasaan dan kepekaan yang tinggi serta memiliki pandangan mendalam adalah orang yang mampu membedakan antara orang yang telah menikah dan bujangan.
Perbedaan itu dapat diketahui, baik dari bicara, alur berpikir, kematangan, dan keharmonisan pergaulannya.
2. Lahirnya generasi yang menjunjung tinggi martabatmu di dunia dan di akhirat, memberi aroma kebahagiaan dalam hidupmu, mendoakanmu pasca-kematianmu dan lahirnya keturunan dengan cara yang benar dan selamat.
Umar bin Khathab berkata,
“Sungguh saya selalu memaksa diri saya untuk bercampur dengan istriku dengan harapan semoga Allah memberiku keturunan yang senantiasa bertasbih dan ingat kepada-Nya.”
3. Menjaga wanita yang berada dalam dekapan tanganmu dan menjadi curahan kasih sayangmu.
Karena pada saat itu, dua jenis manusia bertemu atas dasar cinta, saling menghormati, kesamaan fitrah yang dapat mewujudkan kepuasan dan berujung pada terciptanya kasih sayang dan keseimbangan antara fitrah dan kehidupan.
Dengan demikian, sempurnalah penjagaan diri mereka berdua secara lahir dan batin, kemudian bermunculanlah generasi unggul yang dapat memakmurkan dan menyemarakan bumi Allah.
Dengan pernikahan, kamu berhak mendapat panggilan mulia dari Allah dengan disaksikan semua makhluk kelak di hari kiamat,

ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ

Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan pasanganmu akan digembirakan.” (QS. Al-Zuhruf: 70).
Pemahaman manusia tentang pernikahan sangat beragam; ada yang menikah karena faktor kebutuhan, ada yang karena motif kemaslahatan, ada juga yang hanya karena mengikuti tradisi yang berlaku, dan ada pula yang tidak memiliki motif sama sekali di balik pernikahannya. Allah berfirman,

قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ

setiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. (QS. Al-A’raf: 160).
Oleh karena itu, hendaknya para suami mengingat kembali misi dan tujuan pernikahan. Demikian dikutip dari karya Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud dalam buku Kado Pernikahan.

Fakta kota madinah

Madinah - Salah satu tempat ibadah cantik yang paling disucikan umat Muslim dunia adalah Masjid Nabawi di Madinah. Di balik kecantikannya, terselip berbagai hal menarik.

Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi merupakan salah satu masjid yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW. Seperti yang telah banyak diketahui, masjid ini menjadi terbesar kedua di dunia setelah Masjidil Haram di Mekkah. Rumah ibadah tersebut juga merupakan tujuan bagi umat yang ingin ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.

Selain kedua fakta tersebut, ada informasi-informasi lain yang membuat masjid ini begitu istimewa. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (9/6/2016), inilah 11 hal menarik tentang Masjid Nabawi yang mungkin traveler belum tahu:

1. Faktor unta Nabi Muhammad SAW

Sebelum menjadi masjid yang begitu besar seperti sekarang, dahulu Nabawi merupakan lahan kosong dengan sejumlah pohon kurma yang tumbuh di atasnya. Lokasi pembangunan masjid ini merupakan tempat pemberhentian pertama unta yang ditunggangi Rasulullah ketika tiba di Madinah.

2. Pernah terbakar api

Beberapa ratus tahun setelah didirikan, Masjid Nabawi sempat terbakar. Api yang berkobar menghancurkan atap, tiang masjid hingga dinding pembatas makam Nabi Muhammad SAW. Tapi kemudian, rumah suci itu segera direnovasi oleh para pemimpin negara Muslim.

3. Tempat pertama yang dialiri listrik di Jazirah Arab

Ketika Kerajaan Ottoman memperkenalkan listrik di Jazirah Arab, tempat pertama yang menikmati listrik merupakan Masjid Nabawi. Masjid ini mulai menyala sekitar tahun 1909.

4. Kini ukuran masjid lebih luas dari kota kuno Madinah

Saat pertama kali dibangun oleh Rasulullah, Masjid Nabawi berukuran sekitar 50 meter x 50 meter. Namun seiring perkembangan zaman, serta makin banyak jamaah yang datang, masjid terus diperluas.

Kini luasnya mencapai lebih dari 100 ribu meter persegi. Masjid Nabawi sendiri sekarang bahkan berkali-kali lipat lebih luas dari Kota Madinah di masa lampau. Ukurannya adalah makam Baqi yang pada masa nabi disebut ada di pinggir Madinah, tapi sekarang lokasinya sudah dekat dengan Masjid Nabawi.

5. Ada makam kosong di ruang Nabi

Adanya makam kosong yang berdekatan dengan lokasi Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dikebumikan ini telah lama melegenda. Kabar mengenai makam kosong itu sebenarnya disiapkan untuk Nabi Isa AS pun masih simpang siur.

6. Kubah masjid dulunya sempat berwarna ungu

Kubah terkenal di Masjid Nabawi pernah dicat berwarna ungu sekitar 150 tahun lalu. Ungu dipilih karena kabarnya warga Arab di wilayah Hijaz menyukai warna tersebut.

7. Punya tiga mihrab

Mihrab merupakan bagian dari masjid yang dipakai imam untuk memimpin salat. Biasanya masjid mempunyai 1 mihrab saja, tapi tidak dengan Nabawi. Ada tiga mihrab di sana.

Satu mihrab yang kini digunakan sang imam pemimpin salat berjamaah. Mihrab lainnya adalah Suleymaniye yang dibangun atas perintah Sultan Suleyman untuk imam Hanafi memimpin solat. Sedangkan satu lagi adalah mihrab untuk imam Maliki yang dulunya sering ditempati Rasulullah untuk memimpin salat.

8. Isi barang di kamar Fatimah kini ada di Istanbul

Barang-barang milik Nabi Muhammad SAW dulu disimpan di dalam kamar Fatimah. Ketika Madinah dikepung saat Perang Dunia I, panglima Ottoman memerintahkan untuk memindahkan barang tersebut ke Istanbul. Sekarang benda-benda dari kamar fatimah bisa dilihat di Museum Topkapi di Istanbul, Turki.

9. Banyak tanda rahasia

Ternyata, beberapa sisi Masjid Nabawi memiliki tanda rahasia. Beberapa pilar ditandai secara khusus untuk mengingatkan tempat itu di masa lalu adalah lokasi yang penting. Banyak jamaah yang tidak mengetahui hal ini.

10. Payung raksasa dibuat dengan kerjasama perusahaan Jerman dan Jepang

Di pelataran Masjid Nabawi ada puluhan payung raksasa yang otomatis terbuka sebelum adzan subuh dan tertutup menjelang magrib. Payung-payung itu ditempatkan pada 2010 sebagai proyek Medina Haram.

Proyek tersebut melibatkan berbagai pihak termasuk arsitek SL-Rasch, Menteri Perekonomian Arab Saudi, pabrik payung Jerman yaitu Liebherr serta perusahaan Jepang bernama Taiyo Kogyo.

11. Pita yang bisa menurunkan suhu

Pada pinggir payung raksasa, ada pita biru yang mengelilinginya. Pita itu terbuat dari material khusus, di mana si pita bisa membuat suhu di bawahnya turun 8 derajat Celcius secara otomatis. Di tengah suhu sekitar yang bisa mencapai 45 derajat, tak heran banyak jamaah yang senang berlindung di bawah payung-payung itu.



Profil dan Karomah KH. MUHAMMAD ZAINI ABDUL GHANI (GURU SEKUMPUL)




A. Sekilas Tentang KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani
Suara beliau sangatlah khas nan merdu. Beliau merupakan perintis pembacaan Maulid Simtuddurar atau yang biasa dikenal dengan sebutan Maulid Habsyi di Pulau Borneo. Beliau merupakan satu diantara ulama kharismatik yang bukan hanya dihormati oleh umat, bahkan para ulama dan pejabat pun menghormati sosok beliau.
Beliau adalah Tuan Guru KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani atau yang biasa disebut Guru Ijai atau Guru Sekumpul. Beliau merupakan sekian dari “permata” yang berada di Martapura Kalimantan Selatan.
Al’alimul ‘allamah Al’arif Billah As-Syeikh Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani adalah putra dari Al-‘arif Billah Abdul Ghani putra Haji Abdul Manaf putra Muhammad Seman putra Haji Muhammad Sa’ad putra Haji Abdullah putra Al’alimul ‘alamah Mufti Khalid putra Al’alimul ‘allamah Khalifah Haji Hasanuddin putra Maulana Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Beliau dilahirkan di malam Rabu 27 Muharram 1361 H. bertepatan dengan 11 Februari 1942 M di Desa Tunggulirang Seberang, Martapura.
Ketika beliau tinggal di Desa Tunggulirang beliau tidak menyusu kepada ibu beliau, tetapi hanya mengisap air liur Al’arif Billah H. Abdurrahman atau Haji Adu hingga kenyang selama empat puluh hari.
Sewaktu kecil beliau diberi nama Qusyairi. Semenjak kecil beliau merupakan salah seorang anak yang terpelihara (mahfuzh), sifat pembawaan beliau dari kecil yang lain dari yang lain diantaranya adalah beliau tidak pernah bermimpi basah (ihtilam).
Sedari kecil beliau selalu berada disamping kedua orang tua dan nenek beliau yang bernama Salbiah. Beliau dipelihara dengan penuh kasih sayang dan berdisiplin dalam pendidikan agama. Sejak dini oleh kedua orang tua dan nenek beliau sudah ditanamkan nilai-nilai ketauhidan dan akhlak yang mulia dan penanaman nilai-nilai Qur’ani dengan mengajari beliau al-Qur’an.
Abdul Ghani putra Abdul Manaf, ayah dari KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani juga adalah seorang pemuda yang shalih dan sabar dalam menghadapi segala situasi dan sangat kuat dengan menyembunyikan cerita dan cobaan, tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Beberapa cerita yang diriwayatkan adalah, sewaktu kecil beliau sekeluarga yang terdiri dari empat orang hanya makan satu nasi bungkus dengan lauk satu biji telur dibagi empat. Tak pernah satu kalipun di antara mereka yang mengeluh.
Pada masa-masa itu juga ayahanda beliau membuka kedai minuman. Setiap kali ada sisa teh, ayahanda beliau selalu meminta izin kepada pembeli untuk diberikan kepada beliau. Sehingga kemudian sisa-sisa minuman itu dikumpulkan dan diberikan untuk keluarga. Adapun sistem mengatur usaha dagang, setiap keuntungan dagang itu mereka bagi menjadi tiga bagian. Sepertiga untuk menghidupi kebutuhan keluarga, sepertiga untuk menambah modal usaha dan sepertiganya lagi untuk disumbangkan.
Meski dari keluarga dengan ekonomi yang kurang memadai, namun mereka selalu memperhatikan pendidikan anaknya dengan membantu guru-gurunya meski dengan bantuan ala kadarnya. Setiap berangkat mengaji, beliau (KH. Muhammad Zaini) selalu dibekali dengan sebotol kecil minyak tanah yang diberikan kepada guru beliau, salah satunya adalah kepada Guru Muhammad Hasan, Pasayangan, guru yang mengajari beliau al-Qur’an.
Di usia kurang dari tujuh tahun beliau dimasukkan untuk bersekolah di madrasah di Kampung Keraton, Martapura, selama dua tahun dan meneruskan ke jenjang selanjutnya di Madrasah Darussalam Martapura hingga selesai.

B. Guru-Guru KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani
1. Tingkat Tahdhiri/Ibtidai di Keraton:
- Guru Muhammad Zaini Umar
- Guru Abdul Mu’iz
2. Tingkat Tahdhiri/Ibtidai Madrasah Darussalam:
- Guru Sulaiman
- Guru H. Abdul Hamid Husein
- Guru H. Mahalli Abdul Qadir
- Guru Muhammad Zain
- Guru H. Rafi’i
- Guru Syahran
3. Pada tingkat Tsanawiyah dan Aliyah Pondok Pesantren Darussalam:
- KH. Husein Dahlan
- KH. Salman Yusuf
- KH. Sya’rani Arif
- KH. Husein Qadri
- KH. Salim Ma’ruf
- KH. Seman Mulia
- KH. Salman Abdul Jalil
4. Guru dalam ilmu tajwid
- KH. Sya’rani Arif
- Qari dan Hafizh H. Nashrun Thahir
- Qari dan Hafizh H. Aini, Kandangan
5. Guru dalam Tasawwuf dan Suluk
- KH. Muhammad Syarwani Abdan
- Kiyai Falak, Bogor
- Quthb Syeikh Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi
6. Sanad-sanad dalam ilmu thariqat dan berbagai ilmu yang diperoleh dari:
- Quthb Syeikh Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi
- Quthb Syeikh Sayyid Abdul Qadir al-Barr
- Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki
- Syeikh Hassan Masysyath
- Syeikh Muhammad Yasin, Padang
- Kiyai Falak, Bogor
- Syeikh Ismail Zein Yasin al-Yamani
7. Guru pertama secara ruhani atau mimpi:
- Al’alimul’allamah Ali Junaidi Berau bin Al’alimul Fadhil Qadhi H. Muhammad Amin bin Al’alimul’allamah Mufti H. Jamaluddin bin Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
- Al’alimul’allamah H. Muhammad Syarwani Abdan; kemudian beliau menyerahkan kepada Kiyai Falak yang kemudian beliau serahkan kepada al’alimul’allamah Al-‘arif Billah As-Syeikh Quthb As-Sayyid Muhammad Amin Kutbi, kemudian beliau serahkan kepada Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang selanjutnya dipimpin langsung oleh Rasulullah Saw.
Atas saran KH. Ali Junaidi, Berau beliau dianjurkan untuk belajar kepada KH. Muhammad, Desa Gadung, Rantau putra dari Syeikh Salman al-Farisi putra Qadhi H. Mahmud putra Asiah putri Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari untuk mempelajari ilmu tentang “Nur Muhammad”.

C. Perjalanan Hidup dan Sifat-Sifat Mulia KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani
1. Karunia Allah Swt
Dalam usia kurang sepuluh tahun beliau sudah mendapat keistimewaan dan anugerah berupa kasyaf hisyi yaitu dapat mengetahui dan mendengar apa yang berada di dalam sesuatu dan yang tersembunyi dan terdinding. Suatu ketika beliau berjalan-jalan di hutan, rerumputan memberi beliau salam dan menyebutkan kegunaannya untuk pengobatan dan berbagai khasiat lainnya. Begitu pula dengan bebatuan dan besi, namun semuanya itu tidak diperhatikan beliau karena beliau anggap hanya sebagai cobaan dan ujian.
Kurang lebih pada usia yang sama pada malam jum’at beliau bermimpi melihat sebuah bahtera (kapal) besar yang turun dari langit dan di muka kapal itu terdapat pintu masuk dan terdapat seorang penjaga seorang lelaki berjubah putih dan di pintunya tertulis Safinatul Awliya (Bahtera para Wali Allah). Tatkala beliau berusaha masuk ke dalam kapal, beliau dihalau penjaganya hingga tersungkur dan beliau pun langsung terbangun. Malam jum’at berikutnya mimpi tersebut terulang kembali hingga pada malam jum’at ketiga beliau bermimpikan yang sama dan beliau diperkenankan masuk ke dalam bahtera tersebut dan disambut oleh seorang syeikh dan di dalamnya beliau melihat banyak kursi yang kosong. Setelah beberapa lama atau sekitar puluhan tahun ketika beliau beranjak dewasa dan menuntut ilmu ke tanah jawa ternyata orang yang menyambut beliau dan menjadi guru beliau yang pertama adalah orang yang menyambut beliau dalam mimpi tersebut.
2. Akhlak mulia KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani
Sejak kecil KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani hidup di tengah keluarga yang saleh dalam didikan orang tua dan bimbingan paman beliau KH. Seman Mulia, sehingga betul-betul tertanam dalam lubuk hati beliau sifat-sifat mulia, sabar, ridha, pasrah, kasih sayang, tidak pemarah, pemurah, sehingga apapun yang terjadi terhadap diri beliau, beliau tidak pernah mengeluh dan mengadu kepada orang tua sekalipun beliau pernah dipukul oleh orang yang dengki kepada beliau.
3. Seorang yang mencintai alim ulama
Beliau adalah orang yang sangat mencintai dan memuliakan ulama dan orang saleh, hal ini tampak sejak beliau masih kecil. Di masa kecil beliau selalu menunggu di jalan di mana biasanya KH. Zainal Ilmi lewat pada hari tertentu ketika hendak ke Banjarmasin, hanya untuk bersalaman dan mencium tangan KH. Zainal Ilmi.
4. Petunjuk Allah Swt
Di masa remaja KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani pernah bermimpi bertemu dengan Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husin dua cucu Rasulullah Saw dan keduanya masing-masing membawakan pakaian dan memakaikannya kepada beliau (KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani) dilengkapi dengan surban dan berbagai pakaian lainnya dan ketika itu beliau diberi gelar “Zainal ‘Abidin” (Perhiasan Para Ahli Ibadah).
Sesudah dewasa tampaklah kebesaran dan keutamaan beliau dalam berbagai hal. Banyak orang yang datang belajar kepada beliau. Para habaib senior, ulama, guru bahkan guru yang pernah mengajar beliau sekalipun. Beliau adalah seorang ulama yang mengumpulkan antara syariat, thariqat dan hakikat. Beliau pun adalah seorang yang hafal al-Qur’an serta tafsirnya, yaitu tafsir al-Jalalain.
5. Sangat sayang kepada orang tua dan keluarga serta bimbingan sang paman yang sangat berpengaruh
Pendidikan yang diberikan oleh paman beliau KH. Seman Mulia sangat berpengaruh dalam dirinya, selain mengajar beliau di sekolah paman beliau juga membawa beliau kepada ulama-ulama lainnya yang mempunyai keahlian khusus dan mengantar beliau langsung baik di Kalimantan maupun di luar Kalimantan, untuk mendalami tafsir dan hadits, beliau dibawa kepada As-Syeikh H. Sya’rani Arif sekalipun KH. Seman Mulia sebagai pagar semua bidang keilmuan namun sifat rendah hati beliau (tawadhu) itulah yang tertanam dalam diri beliau yang memberi pengaruh pada diri KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani.
Pernah suatu ketika beliau ingin bermain seperti anak-anak lainnya, beliau bersama teman yang biasa menemani beliau, pergi ke pasar. Namun apa yang terjadi ketika tiba di pintu gerbang pasar beliau melihat paman beliau dan menyuruh untuk pulang sedang teman beliau itu tidak melihat adanya sang paman. Dan beliau pun langsung pulang ke rumah.
Beliau (KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani) adalah seorang yang amat berbakti kepada kedua orang tua serta paman beliau. Sehingga suatu ketika mereka sakit sedikitpun beliau tidak pernah meninggalkan meski beliau sendiri dalam keadaan sakit.
6. Keturunan (Zurriyat) Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari
Beliau adalah seorang ulama keturunan Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang menghidupkan kembali amalan dan thariqat Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
7. Seorang ulama yang selalu di rindukan
Sifat lemah lembut, kasih sayang, ramah tamah, tidak pemarah dan pemurah sangat tampak pada diri beliau sehingga beliau sangat disenangi oleh segenap orang, sahabat serta murid beliau. Salah satu sifat beliau yang sangat mulia adalah kalau ada orang yang tidak senang melihat keadaan beliau dan member kritikan kepada beliau, maka beliau tidak membalasnya. Semua tamu-tamu yang bertandang ke rumah beliau selalu diberi jamuan serta berbagai nasehat yang berguna.
8. Kegiatan pengajian yang selalu ramai
Pada hari-hari pengajian sekalipun tidak diundang, murid-murid yang mengikuti pengajian beliau tidak kurang dari puluhan ribu orang yang datang dari berbagai penjuru daerah di Kalimantan Selatan dan dari daerah lainnya. Itu adalah karena semata-mata karunia Allah Swt yang diberikan kepada beliau dan menjadikan beliau sebagai seorang ulama “waratsatul anbiya” dan Allah telah tentukan beliau seorang yang alim lagi mulia.

D. Ajaran Agama dan Keramat KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani
1. Ulama yang berakhlak al-Qur’an
Beliau adalah seorang yang mempunyai prinsip dalam berjihad itu benar-benar mencerminkan apa-apa yang terkandung dalam al-Qur’an, misalnya seperti beliau akan menghadiri suatu majelis yang sifatnya da’wah Islamiyah atau membesarkan (memuliakan) syi’ar Islam, maka sebelum beliau pergi ke tempat tersebut lebih dahulu beliau turut menyumbangkan harta beliau untuk pelaksanaannya, kemudian baru beliau datang. Jadi beliau benar-benar berjihad dengan harta lebih dahulu kemudian baru dengan badan dalam arti kata mengamalkan atau melaksanakan perintah al-Qur’an. Yang berbunyi:
 )التو بة : ٤۱)?sè÷=nJßqcš .äZFçOó )Îb 9©3äNö zyöŽ× Œsº9Ï3äNö 4 #$!« y6Î@È ûÎ ru&rRÿà¡Å3äNö /Î'rBøquº9Ï6àNö ru_y»gÎßr#((
“Dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (QS. at-Taubat: 41)
2. Satu-satunya ulama yang mendapatkan izin mengijazahkan Thariqat “As-Sammaniyah”
KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani adalah satu-satunya ulama di Kalimantan bahkan di Indonesia yang mendapat izin untuk mengijazahkan thariqat “As-Sammaniyah”. Karena itu banyak yang datang kepada beliau untuk mengambil bai’at thariqat tersebut, bukan saja dari Kalimantan bahkan yang datang dari Jawa dan daerah lainnya.
3. Ulama yang sangat berpengaruh dalam pengembangkan pendidikan agama Islam di Kalimantan Selatan
KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani adalah seorang zuriat Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari yang mengikuti jejak Datuk beliau yang asalnya tinggal di Keraton kemudian pindah membuka perkampungan baru di Dalampagar dan mengembangkan pendidikan agama di Dalampagar; maka beliau (KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani) pun pindah pula dari Keraton ke Sekumpul membuka Komplek perumahan yang dikenal dengan Komplek Ar-Raudah atau Dalam Regol, yang kemudian meluas ke sekelilingnya sehingga terbentuklah Gang Taufiq dan Gang Mahabbah dan lainnya. Di Sekumpul Komplek Ar-Raudah inilah KH. Muhammad Zaini mendidik para anak murid atau jamaah dalam meningkatkan iman, ilmu dan amal serta taqwa kepada Allah Swt yang dilengkapi dengan sarana ibadah (seperti Mushalla dan berbagai perlengkapannya).
Di Mushalla Ar-Raudah inilah beliau mengajar dan membawa jama’ah dalam beribadat mengamalkan apa yang dikaji atau diajarkan beliau, sehingga kata “kaji dan gawi” sangat jelas kelihatan dalam proses belajar dan mengajar yang dilaksanakan beliau.
4. Memunculkan buah rambutan pada saat belum musimnya
Ketika beliau masih tinggal di Keraton dimana biasanya setelah selesai pengajian atau pembacaan Maulid, beliau berbincang-bincang dengan beberapa orang murid yang masih belum pulang sambil bercerita tentang orang-orang tua dahulu, yang isinya untuk dapat diambil pelajaran dalam meningkatkan amaliyah. Tiba-tiba beliau bercerita buah rambutan yang pada waktu itu masih belum musimnya, dengan tiada disadari dan diketahui oleh yang hadir beliau mengacungkan tangan ke belakang dan kemudian tampak di tangan beliau satu biji buah rambutan masak yang kemudian buah rambutan tersebut langsung beliau makan.
5. Meminta Kepada Allah Swt Menurunkan Hujan
Pada suatu musim kemarau yang panjang, dimana hujan sudah lama tidak turun sehingga sumur-sumur sudah hampir mengering, maka cemaslah masyarakat ketika itu dan mengharap hujan akan segera turun. Melihat hal yang demikian banyak orang yang datang kepada beliau mohon minta do’a agar hujan segera turun, kemudian beliau lalu keluar rumah dan menuju pohon pisang yang berada di dekat rumah beliau. Setelah memanjatkan doa’ kepada Allah Swt dan bertawassul kepada Baginda Rasulullah Saw lalu beliau goyang-goyangkan pohon pisang tersebut dan tidak lama kemudian hujanpun turun dengan derasnya.
6. Air doa KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani
Banyak orang yang menderita sakit seperti batu ginjal, usus membusuk, anak yang tertelan jarum/peniti, orang yang sedang hamil dan bayinya jungkir serta meninggal di dalam perut ibunya, yang semuanya itu menurut keterangan dokter harus di operasi, namun keluarga mereka meminta doa dan pertolongan kepada KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani, maka dengan air yang beliau berikan semuanya dapat tertolong dan sembuh tanpa operasi.
Masih banyak keramat dari KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani. Yang tersebut di atas hanya sebagian dari sekian banyaknya keramat beliau yang di tulis oleh penulis. Memang keramat ini sangat sulit untuk akal sehat kita menerimanya, namun itulah kekuasaan Allah Swt yang ditunjukkan dan diberikan kepada seorang hamba yang dikasihi-Nya.

E. KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani sebagai Seorang Pemimpin Keluarga dan Umat Islam Kalimantan Selatan
1. Seorang yang adil lagi bijaksana
KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani adalah seorang ulama yang adil lagi bijaksana dalam memimpin dan mengayomi masyarakat dan keluarga, terutama terhadap isteri-isteri beliau yang berjumlah beberapa orang dalam satu rumah sehingga kesemuanya tampak keharmonisan dalam keluarga baik dibidang mental maupun spiritual.
Dari isteri-isteri beliau tersebut satu diantaranya telah melahirkan dua orang putera atau anak sebagai penyambung generasi atau zuriat yang bernama Muhammad Amin Badaly dan Ahmad Hafi Badaly.
2. Berdakwah dengan lemah lembut dan kasih sayang
KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani adalah seorang tokoh ulama zuriat Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang hidup dipenghujung abad kedua puluh yang disenangi oleh segenap lapisan masyarakat bahkan dikalangan pemerintahan. Ini terlihat dari majelis pengajian beliau yang dikunjungi oleh puluhan ribu kaum muslimin disetiap hari Kamis sore sampai malam Jum’at dan hari Ahad sore sampai malam Senin yang datang dari berbagai penjuru daerah Kalimantan Selatan. Dan pada hari Sabtu pagi khusus disediakan untuk ibu-ibu kaum muslimat.
Beliau adalah seorang ulama yang ramah dan kasih sayang terhadap setiap orang, terutama kepada anak murid beliau sendiri, karenanya beliau tidak segan-segan menegur apabila melihat hal-hal yang dianggap salah atau tidak tepat, hal ini semata-mata adalah karena kasih sayangnya beliau terhadap umat Nabi Muhammad Saw. Karena itu beliau sering menyerukan dengan ungkapan arti kata kota “Martapura”, menurut beliau adalah: “Marilah Taqwa Para Umat Rasulullah”.

F. Karya-Karya KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani
Beberapa hasil karya tulis KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani, antara lain:
- Risalah Mubarakah dalam bahasa Arab
- Manakib Asy-Syeikh Muhammad Samman al-Madani dalam bahasa Arab
- Ar-Risalat an-Nuraniyyah fi Syarh at-Tawassulat as-Sammaniyah, dalam bahasa Arab
- Nubzat min Manaqib al Imam al-Masyhur bil Ustadz al A’zham Muhammad bin Ali Ba’Alwi dalam bahasa Arab

G. Pesan-Pesan KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani
Pesan-pesan yang sering disampaikan beliau dalam pengajian adalah:
1. Jangan bakhil (yakni hendaklah jadi orang yang pemurah), karena sifat bakhil adalah sifat madzmumah yang paling bandel dan tidak akan keluar sebelum sifat-sifat madzmumah lainnya keluar. Dan apabila keluar sifat bakhil ini berarti sifat-sifat madzmumah lainnya sudah keluar lebih dahulu. Dan sering beliau ucapkan bahwa di pintu surga tertulis: “Anti haramun ‘ala kulli bakhilin” (maksudnya pintu surga dilarang/haram dimasuki orang bakhil).
2. Jangan tertipu dengan karamah/keramat (yakni dengan segala keganjilan dan keanehan), karena keramat itu adalah anugerah dan pemberian Allah Swt kepada hamba-Nya bukan karena suatu kepandaian atau keahlian, karena itu janganlah terlintas atau berniat untuk mendapatkan keramat dengan melakukan ibadah atau membaca wirid karena keramat yang mulia dan tinggi nilainya adalah istiqamah di dalam ibadah.
3. Kaji dan gawi maksudnya tuntut ilmu kemudian amalkan.
Selain beberapa pesan di atas, KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani juga memberi beberapa poin wasiat bagi warga Kalimantan Selatan dalam menghadapi keterpurukan dan krisis akhlak pada zaman sekarang ini. Beberapa poin wasiat tersebut adalah:
1. Selalu berpegang teguh kepada Allah Swt dan Baginda Rasulullah Saw
2. Menghormati serta menjunjung tinggi kedua orang tua dan para ulama
3. Berbaik sangka terhadap sesama muslim
4. Murah Hati
5. Murah harta
6. Manis muka
7. Jangan pernah menyakiti orang lain
8. Mudah memaafkan kesalahan orang lain
9. Jangan saling bermusuh-musuhan
10. Jangan tamak, rakus dan serakah
11. Selalu yakin keselamatan itu kepada kebenaran
12. Jangan merasa baik daripada orang lain
13. Tiap-tiap orang yang iri, dengki, atau mau mengadu domba jangan dilayani, serahkan saja kepada Allah Swt
Wasiat ini ditulis beliau sekitar 20 tahun lalu, tepatnya pada 11 Jumadil Akhir 1413 H. meski wasiat ini ditulis dalam bahasa sederhana, namun makna yang terkandung di dalamnya sangatlah mendalam.

H. Akhir Hayat KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani
Di penghujung usia, beliau menderita penyakit berat yang sulit disembuhkan, hingga terakhir beliau dirawat di sebuah rumah sakit di luar negeri, sebuah negara tetangga. Dengan tenaga yang tersisa beliau pulang ke rumah dan tiba pada pukul 20.30 WITA Selasa malam 4 Rajab 1426 H. keesokan harinya pada pukul 05.10 WITA pagi Rabu 5 Rajab 1426 H atau lebih tepatnya 10 Agustus 2005 M. beliau pergi meninggalkan kita semua memenuhi panggilan Allah Swt. Jasad beliau dikebumikan di Pemakaman al-Mahya yang berada dalam kompleks ar-Raudhah dan disamping Mushalla ar-Raudhah tepatnya di samping makam paman beliau KH. Seman Mulia.

I. Haulan KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani sebagai Moment Refleksi Wasiat Beliau
Tradisi memperingati meninggalnya seorang ulama atau lebih dikenal dengan istilah “haul” dilakukan bertujuan untuk meneladani ketokohan ulama bersangkutan. Namun tradisi itu belakangan hanya bersifat ritual, sedikit orang yang hadir dapat merefleksikannya.
Sudah selayaknya momentum haul KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul dimaknai dengan kegiatan akbar dengan spirit menumbuhkan jiwa-jiwa ulama yang menjadi tuntunan dan tauladan bagi masyarakat. Bukan sosok yang terlena oleh arus dominasi politik praktis, hingga lupa bahwa sisi keulamaannya perlahan terkikis oleh nuansa kehidupan duniawi.
Sekarang kita telah memasuki tahun ke-7 wafatnya KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani atau yang lebih dikenal dengan sebutan Guru Sekumpul. Sudah seharusnya bagi kita untuk melihat dan bercermin kepada diri kita dengan wasiat kebaikan yang diberikan oleh beliau sebagai acuan untuk melangkah lebih baik lagi di kehidupan yang penuh dengan materialistik duniawi sekarang ini.
Sungguh masyarakat tanah Borneo sangat kehilangan seorang sosok yang menjadi panutan, yang menjadi arahan dalam memberikan kebaikan melawan arus kehidupan dunia yang sudah mulai terkontaminasi hal-hal yang berbau kemunafikan, yang akan membawa setiap orang yang larut di dalamnya kepada kenikmatan yang hanya akan terasa sekejap mata.
Dalam sebuah harian kota terkemuka di Kalimantan Selatan Banjarmasin Post, penulis mengutip sebuah berita yang mengatakan kepadatan pada acara Haul Guru Sekumpul yang ke-7 di Kompleks Ar-Raudah, Sekumpul Martapura pada hari Minggu (27/5/2012), yang dihadiri oleh jemaah dari berbagai daerah Kalimantan dan luar Kalimantan mencapai 300 ribu jemaah. Ratusan kendaraan roda dua dan empat pun terlihat memadati seluruh ruas jalan.
Dari kutipan berita di atas dapat kita lihat betapa berharganya seorang Guru Sekumpul di mata para rakyat Banua khususnya dan juga seluruh rakyat Indonesia umumnya. Sudah saatnya wasiat kebaikan yang beliau tinggalkan bagi kita agar kiranya dapat diaktualisasikan dalam menghadapi kehidupan dunia yang kacau balau dengan rayuan pemanis yang akan selalu mengikis moral dan akhlak kita.
Beliau memang secara zhahir meninggalkan kita, namun sungguh pada hakikat, asa kita dapat menerima bahwa beliau masih berada disekitar kita, di dalam sanubari kita, dipikiran kita beliau akan terus bersemayam dengan kerinduan yang selalu membasuh kenangan akan nasihat dan ilmu yang diberikan beliau. Sungguh pengamalan nasihat dan ajaran yang beliau berikan sangat berarti dalam mengisi makna kehidupan kita yang kian hari makin kosong. Semoga Allah selalu memberi rahmat-Nya dan menempatkan beliau di tempat yang mulia. Amin
Karomah- Karomahnya

Ø Ketika beliau masih tinggal di Kampung Keraton, biasanya setelah selesai pembacaan maulid, beliau duduk-duduk dengan beberapa orang yang masih belum pulang sambil bercerita tentang orang-orang tua dulu yang isi cerita itu untuk dapat diambil pelajaran dalam meningkatkan amaliyah. Tiba-tiba beliau bercerita tentang buah rambutan, pada waktu itu masih belum musimnya; dengan tidak disadari dan diketahui oleh yang hadir beliau mengacungkan tangannya ke belakang dan ternyata di tangan beliau terdapat sebuah buah rambutan yang masak, maka heranlah semua yang hadir melihat kejadian akan hal tersebut. Dan rambutan itupun langsung beliau makan.

Ø Ketika beliau sedang menghadiri selamatan dan disuguh jamuan oleh shahibul bait maka tampak ketika itu makanan tersebut hampir habis beliau makan, namun setelah piring tempat makanan itu diterima kembali oleh yang melayani beliau, ternyata makanan yang tampak habis itu masih banyak bersisa dan seakan-akan tidak di makan oleh beliau.

Ø Pada suatu musim kemarau yang panjang, di mana hujan sudah lama tidak turun sehingga sumur-sumur sudah hampir mengering, maka cemaslah masyarakat ketika itu dan mengharap agar hujan bisa turun. Melihat hal yang demikian banyak orang yang datang kepada beliau mohon minta doa beliau agar hujan segera turun, kemudian beliau lalu keluar rumah dan menuju pohon pisang yang masih berada di dekat rumah beliau itu, maka beliau goyang goyangkanlah pohon pisang tersebut dan ternyata tidak lama kemudian, hujan pun turun dengan derasnya.

Ø Ketika pelaksanaan Haul Syekh Muhammad Arsyad yang ke 189 di Dalam Pagar Martapura, kebetulan pada masa itu sedang musim hujan sehingga membanjiri jalanan yang akan dilalui oleh 'Alimul 'allamah Al 'Arif Billah Asy Syeikh H. M. Zaini Abd. Ghani menuju ke tempat pelaksanaan haul tersebut, hal ini sempat mencemaskan panitia pelaksanaan haul tersebut, dan tidak disangka sejak pagi harinya jalanan yang akan dilalui oleh beliau yang masih digenangi air sudah kering, sehingga dengan mudahnya beliau dan rombongan melewati jalanan tersebut; dan setelah keesokan harinya jalanan itupun kembali digenangi air sampai beberapa hari.

Ø Banyak orang-orang yang menderita sakit seperti sakit ginjal, usus yang membusuk, anak yang tertelan peniti, orang yang sedang hamil dan bayinya jungkir serta meninggal dalam kandungan ibunya, sernuanya ini menurut keterangan dokter harus di operasi. Namun keluarga mereka pergi minta do'a dan pertolongan. 'Allimul'allamah 'Arif Billah Asy Syekh H. M. Zaini Abd. Ghani. Dengan air yang beliau berikan kesemuanya dapat tertolong dan sembuh tanpa di operasi.


Karya tulis beliau adalah :
1. Risalah Mubarakah.
2. Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muharnmad bin Abd. Karim Al-Qadiri Al Hasani As Samman Al Madani.
3. Ar Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah.
4. Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a'zham Muhammad bin Ali Ba-'Alwy.

Wasiat Tuan Guru K.H. M. Zaini Abdul Ghoni
1. Menghormati ulama dan orang tua,
2. Baik sangka terhadap muslimin,
3. Murah hati,
4. Murah harta,
5. Manis muka,
6. Jangan menyakiti orang lain,
7. Mengampunkan kesalahan orang lain,
8. Jangan bermusuh-musuhan,
9. Jangan tamak / serakah,
10. Berpegang kepada Allah, pada Qobul segala hajat,
11. Yakin keselamatan itu pada kebenaran.

Wasiat Guru Sekumpul,
Renungan Untuk Bangsaku
DARI hari ke hari, bangsa Indonesia terpuruk dan terus terpuruk. Bencana yang seakan silih berganti, susul-menyusul dengan mewabahnya berbagai penyakit mematikan, seakan tak bosan menghampiri bangsa ini.

Sementara perubahan yang diharapkan terjadi di berbagai bidang kehidupan, bukannya membawa ke arah perbaikan, sebaliknya makin memperburuk kondisi bangsa, menyulitkan dan menambah penderitaan rakyat, terutama mereka yang berada di strata bawah.

Apa sekarang yang tidak sulit didapat rakyat? Jika dulu hanya minyak tanah yang harus antre, kini solar yang sebagian besar untuk industri dan membantu menggerakkan roda perekonomian, disusul premium (bensin) yang dibutuhkan secara langsung oleh lebih 50 persen masyarakat _bahkan hampir 100 persen masyarakat Indonesia secara tidak langsung bergantung pada bensin_ juga semakin langka dan sulit didapat.

Jika minyak tanah yang sulit, silakan bilang itu hanya untuk masyarakat menengah bawah. Tapi jika kemudian kelangkaan BBM itu juga terjadi pada kalangan industri dan kemudian masyarakat menengah ke atas, apakah ini artinya sebuah indikasi bangsa ini menuju pada pemerataan kemiskinan? Bukan pemerataan kesejahteraan?

Bila ini dibiarkan berlarut-larut dan tak teratasi juga oleh pemerintah, yang selalu mengusung isu perubahan, bukan masyarakat miskin yang bisa diangkat dari garis kemiskinan. Sebaliknya, kemapanan yang telah dimiliki sebagian rakyat Indonesia akan terseret ke garis kemiskinan. Jangan heran, angka kemiskinan yang harusnya ditekan, kini malah membengkak.

Apa sebenarnya yang terjadi pada bangsa ini? Mengutip bait lagu Ebit G Ade: "Mungkin Tuhan sudah bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa," ini bisa jadi renungan bagi kita semua. Mungkin bencana yang datang bertubi-tubi ini sebenarnya teguran dari Yang Maha Kuasa.
Runut saja tingkah polah elit bangsa kita selama ini. Bangsa ini memang banyak tingkah dan bergelimang dosa, tak ada lagi rasa malu terhadap kesalahan yang dibuat. Sikap, tindakan, keputusan, maupun kebijakan yang diambil lebih mendasarkan pada ego pribadi, kepentingan sendiri, kelompok dan golongan. Masing-masing merasa benar sendiri dan orang lain adalah salah.

Perpecahan kini menjadi hal biasa pada bangsa ini. Berbalut kepentingan politik, seakan-akan telah mengaburkan kebenaran hakiki. Dengan mengatasnamakan politik pula, tak ada lawan maupun kawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi. Tak heran, elit sering melupakan rakyat, dan lebih memikirkan mana lawan yang bisa dijadikan kawan dan mana kawan yang harus dijadikan lawan demi mencapai tujuan.

Di tengah keterpurukan bangsa ini dan tingkah elit itu, tak ada salahnya kita khususnya warga Kalsel merenungkan 13 wasiat yang ditinggalkan ulama besar KH Muhammad Zaini Abdul Ghoni atau yang akrab disapa Guru Sekumpul, yakni: Menghormati ulama; Baik sangka terhadap muslimin; Murah diri; Murah harta; Manis muka; Jangan menyakiti orang; Memaafkan kesalahan orang; Jangan bermusuh-musuhan; Jangan toma (tamak, Red); Berpegang kepada Allah pada qabul segala hajat; Yakin keselamatan itu ada pada benar (kebenaran, Red); Jangan merasa baik daripada orang lain; Tiap-tiap orang iri dengki atau adu-asah (adu domba, Red) jangan dilayani serahkan saja pada Allah Ta’ala.

Wasiat yang ditulis Guru Sekumpul sekitar 13 tahun lalu, tepatnya 11 Jumadil Akhir 1413 Hijriah, sangat dalam maknanya. Meski ditulis dalam bahasa yang sangat sederhana. Marilah kita bertanya dalam diri kita masing-masing: "Sudahkah semua itu kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari?"

Hari ini, sebagian umat Islam melaksanakan puasa pertengahan (nisfu) Sya'ban. Bagi mereka yang mengerjakannya, makna yang terkandung dalam nisfu Sya'ban ini diyakini sebagai momen untuk menyucikan diri dengan memperbanyak ibadah dan meminta ampunan kepada Allah SWT.
Kemudian, sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan, bulan penuh ampunan, suatu momen yang tepat bagi seluruh anak negeri ini untuk melakukan perenungan tentang makna menahan diri dari berbagai nafsu. Tak hanya syahwat, tapi lebih dari itu yaitu nafsu yang terkadang berselimut di balik kebaikan dalam bentuk kepura-puraan.

Dengan kita, semua anak negeri ini, merenungkan kembali wasiat yang disampaikan Guru Sekumpul, juga makna nisfu Sya'ban dan pemasungan nafsu pada bulan suci Ramadhan, semoga bangsa ini menemukan secercah harapan perubahan untuk menuju Indonesia yang benar-benar lebih baik, beretika, bermoral dan berbudaya (malu).

Beberapa karamah dan riwayat hidup beliau yang lain bisa dibaca dari pemberitaan dan tulisan-tulisan di http://www.indomedia.com/bpost dan di www.radarbanjar.com.

PESAN DAN NASEHAT GURU IJAI BUAT GUBERNUR KALSEL
Dalam memasuki tahun 2002 yang penuh tantangan dan harapan, kiranya masih relevan untuk di ingat dan direnungkan kembali pesan dan nasihat yang pernah diberikan oleh tuan guru K. H. Zaini Ghani (guru H Ijai) guru Sekumpul Martapura kepada Bapak Gubernur Kalsel Drs HM Syachriel Darham hari Kamis 10 Pebruari 2000 bertempat di kediaman beliau di komplek Sekumpul Martapura sebelum dilantik sebagai Gubernur Kalsel tanggal 25 Pebruari 2000.

Kelima pesan dan nasihat guru Ijai supaya dilaksanakan secara konsekuen yakni, menjalankan shalat lima waktu, melaksanakan amal ma’ruf dan menjauhi nahi munkar, bertindak adil dan bijak, mengutamakan kesejahteraan rakyat dan yang kelima memberantas KKN, WTS, miras, narkoba dan melaksanakan sumbangan di jalan-jalan.

Sungguh kelima pesan dan nasihat tersebut mempunyai makna yang hakiki serta nilai tersendiri yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh sebagai modal meraih sukses dalam melaksanakan tugas pengabdian baik bagi Gubernur Kalsel, juga bagi para pejabat dan aparat pemerintah lainnya.

Saya yakin, apabila lima pesan yang diberikan guru Sekumpul K. H. Zaini Abdul gani ini dilaksanakan dengan niat dan itikad yang baik, penuh konsekuen, diwujudkan dengan baik dan benar, insya Allah Syachriel Darham dapat meraih sukses membangun daerah Kalsel dalam memakmurkan rakyatnya.

HABIB ABOE BAKAR AL-HABSYI : BERSUA DAN AKRAB DENGAN GURU SEKUMPUL
KALI pertama datang ke Kalsel untuk mengenalkan PK, Habib Aboe Al Habsyi langsung bersilaturahim kepada Al Mukaram K. H. Zaini Ghani atau Guru Sekumpul Martapura. Pertemuan pertama itu, rasanya terjadi di media Agustus 1998, beberapa minggu setelah PK dideklarasikan di Masjid Raya Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Kali pertama bertemu, kenangnya, ia langsung diajak allahuyarham Guru Sekumpul ke kamar pribadinya. Dalam pertemuan yang sangat akrab hampir 2 jam lamanya itu, Guru Sekumpul berbicara secara akrab tentang banyak hal dengan lugas.

Pokoknya, beliau itu welcome banget. Humor-humor segar meluncur dari beliau. Sangat berkesan sekali pertemuan pertama saat itu kenang Habib Aboe Bakar sambil matanya berkaca-kaca mengenang Guru Sekumpul, ulama besar dan panutan rakyat Kalimantan Selatan yang jamaah pengajiannya puluhan ribu tersebut.

Dalam pertemuan pertama itu, Habib Aboe Bakar bersama dengan DR. Habib Salim Segaf Al Jufrie MA, Dewan Syariah Pusat PK dan PKS, kini Duta Besar RI untuk Arab Saudi. Kemudian, dalam pertemuan kedua, Habib Aboe Bakar bersama-sama dengan Ustadz H. Ariffin Ilham, pemimpin majlis dzikir Ad Dzikra, Jakarta.

Sepanjang tahun 1998-1999 itu, saat masih memperjuangkan PK di hati masyarakat Kalsel, ada 4 kali Habib Aboe Bakar bersilaturahim kepada Guru Sekumpul. Bersama dengan orang-orang yang berbeda, di antaranya dengan ustadz Faqih Jarjani (kini Waket DPRD HST), bahkan sempat ketemu dengan Drs. H. Armain Janit, MBA, ustadz Abdullah, ketemu dengan Habib Abu Bakar (Martapura), Abu Hurairah dan lain-lain. Dari keempat pertemuan itu, Habib Aboe Bakar selalu didampingi oleh H. Najmudin atau H. Nanang, pengusaha dan putera ulama kenamaan di Kandangan, Hulu Sungai Selatan.

Dalam 4 kali pertemuan, keakraban makin terjalin erat. Dan, pertemuan itu, semuanya berlangsung dalam durasi yang lama, rata-rata lebih dari 2 jam. Saat itu, Guru Sekumpul masih sangat sehat dan bugar. Bahkan, sama-sama makan cukup banyak.

Kesan mendalam tertanam di hatinya tentang sosok Guru Sekumpul yaitu seorang ulama besar yang sangat rendah hati, santun, dengan akhlak yang luar biasa, di samping keilmuannya yang luas. Bukan itu saja, independensitas beliau dengan semua kekuatan politik maupun golongan, benar-benar luar biasa. Ulama yang berkhidmad kepada ummat tanpa membedakan sekat.

Sikap inilah yang akhirnya menempatkan Guru Sekumpul, tidak hanya panutan bagi masyarakat, namun juga rujukan para ulama lainnya. Menjadi tempat bertanya yang tepat, netral, sejuk dan menentramkan.
Inilah sekelumit kesan yang mendalam dari 4 pertemuan itu tentang sosok ulama yang telah berpulang ke Rahmatullah pada 10 Agustus 2005 lalu tersebut. Masih banyak kesan lainnya, di luar pertemuan yang 4 kali itu. Namun, semuanya mengisyaratkan hal yang sama: akhlak yang luar biasa bersatu dengan ilmu yang luas, itulah beliau, Al Mukaram Allimul Alamah Al Arif Billah As syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, Sekumpul Martapura.

GURU SAID (PAMAN GURU IJAI) : WAFATNYA GURU IJAI SEPERTI SEBUAH LAMPU, SAAT INI REDUP, TAPI BUKAN PADAM

Wafatnya Guru Sekumpul tanggal 5 Agustus 2005 M atau 5 Rajab 1426 H lalu memang sudah membuat sebagian besar masyarakat Kalsel kehilangan seorang panutan.

Sebelum Guru Ijai wafat, Guru Said mengaku sudah mendapat firasat ketika dalam satu pertemuan dengan keponakannya itu sempat berucap mereka berdua sudah tua. Apalagi Habib Husin telah mendahului menghadap Sang Khalik di usia yang lebih muda. Bahkan sebelum Guru Ijai berangkat ke Singapura, ada orang "Dalam Pagar" yang dipanggil ke Sekumpul. Kepada orang yang tak disebutkan identitasnya itu, Guru Ijai menanyakan kondisi dirinya. Tak lama setelah itu, ulama karismatik yang juga ayah angkat penyanyi Chrisye itu berangkat ke Negeri Singa sampai akhirnya meninggal dunia.

KETUA MUI DAERAH KALIMANTAN SELATAN PROF. Drs. H.M. ASYWADIE SYUKUR, Lc. : SEJAK KECIL SUDAH JADI PANUTAN

KEPERGIAN Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul ke pangkuan Illahi, Rabu (10/8) pagi, membuat banyak orang merasa kehilangan. Banyak kesan yang diingat, terutama orang-orang yang pernah dekat dengan ulama kharismatik ini.
Guru Sekumpul, dalam ingatan masa kecil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Kalimantan Selatan Prof Drs HM Asywadie Syukur Lc, adalah insan panutan.
"Tuan Guru ini sejak kecil sudah tampak sebagai manusia panutan, sebab tidak banyak bicara tetapi selalu ceria. Kalau pun bicara, tidak mengeluarkan suara nyaring; tetapi sederhana," kata Asywadie.
Di masa kecil Tuan Guru Sekumpul dan Asywadie Syukur sama-sama tinggal di Sungai Jingah. Sama-sama sebagai teman sepergaulan, namun setelah masuk sekolah masing-masing disibukkan dengan kegiatan belajar.
"Guru Sekumpul sekolah di PGA Banjarmasin, kemudian Darussalam Martapura, Pesantren di Jombang dan kembali ke Martapura mengajar di Pesantren Darussalam," kenang Asywadie.
Terhadap kepergian Tuan Guru Sekumpul menghadap Ilahi Rabbi, Asywadie berujar, di daerah ini banyak ulama namun sedikit ulama yang dijadikan panutan. Artinya, apa yang diucapkan Tuan Guru itu, dijadikan pedoman oleh muslimin-muslimat, terutama dalam kehidupan bermasyarakat.
Mengenai harapan, sebagai umat Islam di Kalsel khususnya dan Kaltim, Kalteng umumnya, mudah-mudahan cepat mendapat ulama panutan sebagai ganti Tuan Guru Sekumpul itu.
Semoga bak pepatah "patah tumbuh hilang berganti", terutama ulama yang tidak sekadar pandai berdakwah, tetapi menjadi panutan dan setiap ujarannya dipakai oleh umat.

Dalam setiap pertemuan, Guru Sekumpul selalu mendoakan; mudah-mudahan kita semua mendapatkan rahmat Allah SWT dan mendapat safa’at Nabi Muhammad SAW. "Kita benar-benar kehilangan ulama besar yang sangat peduli terhadap masyarakat," ucap Mahli.
Sementara Zakir, seorang santri yang tinggal di Pekauman Martapura mengakui sangat kagum dengan Guru Sekumpul. "Pernah suatu ketika, saya diperintahkan oleh ayah saya untuk mengantar sesuatu ke kediaman Guru Sekumpul. Saya sebelumnya belum pernah bertemu langsung dengan beliau. Ketika sudah berada di halaman rumah beliau, saya kemudian terpikir, apakah mungkin saya dapat berjabat tangan dan mencium tangan beliau. Anehnya, belum sempat saya mengetuk pintu, beliau sudah membuka pintu dan mengulurkan tangannya kepada saya seraya mengucap salam. Saya pun terkejut, namun segera saja memanfaatkan kesempatan langka itu," ujar Zakir.
Tidak kalah menariknya, Ikhsan Cahyadi, seorang warga Pelaihari yang sering mengikuti pengajian Sekumpul mengatakan, dirinya baru mengakui karomah Guru Sekumpul setelah ia mengikuti pengajian kali pertama.
"Sejak berangkat dari Pelaihari, saya memiliki satu pertanyaan tentang soal agama yang saya belum temukan jawabannya. Alhamdulillah, ketika duduk mengikuti pengajian, Guru Sekumpul ada menyinggung persoalan agama yang jadi pertanyaan saya itu, dan terjawablah sudah pertanyaan di hati ini," paparnya.

INI ADALAH SEBUAH CATATAN PERJALANAN SALAH SEORANG PEJABAT KOTA SAMARINDA KE KOMPLEK MAKAM GURU SEKUMPUL
KETIKA ke Kalsel, saya bersama istri menyempatkan diri berziarah ke makam Al Alimul Allamah Asy Syaikh Al Hajj Muhammad Zaini bin Abdul Ghoni yang lebih dikenal dengan sebutan Guru Ijai atau Guru Sekumpul Martapura Kalsel.
Ketika memasuki kompleks pemakaman Sekumpul seluas beberapa hektare, saya lihat sejumlah rumah berderet mirip perumahan di Kota Samarinda. Di antara pemiliknya ternyata warga Samarinda, yakni Hj Fatimah atau Hj Timah, warga Air Putih Samarinda Ulu dan almarhum H Syahril, pengusaha bahan bangunan di Jl Kebaktian Kelurahan Sungai Pinang Dalam.
Di Sekumpul saat itu tak terlihat seorang pun pengemis, seperti di makam Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan atau Makam Abdullah (orangtua Muhammad Arsyad) di Lok Gabang Kecamatan Astambul, juga di makam sunan-sunan di Jawa. Penjual kembang juga tak terlihat. Parkir mobil dan motor tak dipungut bayaran. Begitu juga menaruh sandal dan sepatu. Hal seperti sangat berbeda dari biasanya.
Sebelum masuk ke kubah yang berdampingan dengan musala Al Raudhah, di makam Al Alimul Allamah As Syaikh Al Hajj Muhammad Salman bin Hajj Abdul Jalil (Salman Bujang), Guru Ijai dan Al Alimul Allamah As Syaikh Hajj Muhammad Seman bin Al Hajj Mulia, saya lihat bila wanita memakai celana panjang diwajibkan masuk ke kamar ganti pakaian dan diminta mengganti dengan sarung dan kerudung. Di kamar ganti itu tersedia sarung atau tapih (bahasa Banjar, Red.) sebanyak 50 lembar dan kerudung. Juga disediakan beberapa kotak popok bayi untuk peziarah yang membawa bayi.
Kubah yang saya masuki itu berukuran sekitar 800 meter persegi terdapat tirai warna kuning yang memisahkan peziarah pria dan wanita. Di kubah pria, saya saksikan pengunjung yang membaca Surat Yasin dan bacaan lainnya yang pahalanya dihadiahkan kepada Salman Bujang, Guru Ijai dan Seman.
Setelah itu, saya melihat mereka antre cukup panjang menuju ke tiga makam dan di depan ketiga makam berdoa, kemudian mengusap dengan tangan nisan plus menciumnya. Saya yang menyaksikan perilaku peziarah tersebut hanya diam seribu bahasa. Saya tak mampu melakukan serupa fanatisme terhadap Guru Sekumpul, Salman Bujang dan Seman.
Demikianlah sekilas profil singkat guru Sekumpul di antara karamah dan kekuasaan Tuhan yang ditunjukkan kepada diri seorang hamba yang dikasihi-Nya. Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.***
sumber : dikumpulkan dari buku dan internet

Selasa, 04 Oktober 2016

PALESTINA NEGERI PILIHAN



ini lah sebuah negeri yang sangat di berkahi oleh Allah . berbagai cobaan yang kau berikan wahai saudaraku bukti ALLAH menyayangi kalian ,,,percayalah jihad kalian pasti  mendapat balasan yang terbaik.serangan demi serangan yang diberikan oleh bangsa israel tidak mematah kan semangat kalian untuk selalu beribadah kepada Allah.hal itulah yang patut kita contoh sebagai anak bangsa indonesia...dikala senang dan susah kita harus selalu mengingat Allah.tapi hal tersebut jarang kita temui dalam kehidupan sehari hari .kadang kadang kita ,menunda-nunda waktu sholat ,padahal kegiatan tersebut bisa kita tinggalkan sebentar hanya untuk beribadah kepadaNya .disana kaum muslimin sangat sulit untuk melaksanakan sholat berjama'ah,setiap ingin mengerjakan sholat mereka selalu mendapat serangan dari bangsa israel.anak -anak yang tidak berdosa juga tidak membuat hati bangsa israel merasa kasihan atas penderitaan yang mereka alami.oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan keberkahan tanah Palestina, tanah yang juga termasuk bagian dari Syam. Keberkahannya ini dapat dirunut, misalnya Syam menjadi tempat hijrah Nabi Ibrahim Alaihissalam, tempat singgah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menjalankan Isra dan Mi’raj, tempat dakwah para Nabi. Dakwah yang membawa misi agama tauhid. Dan juga lantaran keberadaan Masjidil Aqsha di tanah Palestina yang penuh berkah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” [Al-Israa : 1]
Selain memuliakan tanah Palestina, Allah juga memilih Mekkah dan Madinah. Begitulah Allah telah mengistimewakan wilayah Syam, dan Masjidil Aqsha. Dan Allah memilih Nabi kita, Muhammad Shallall
Ummat Islam adalah Ummat satu tubuh,penderitaan saudara kita di Gaza adalah penderitaan kita ummat Islam dimana pun berada.. dan adalah kewajiban setiap kita untuk menolong saudara-saudara kita di palestina yang berperang seorang diri mewakili kaum muslimin menghadapi musuh kita dengan apa yang kita bisa berikan.. jangan lupakan mereka dalam setiap lantunan doa kita.. sisihkan sebagian rezeki kita untuk perjuangan mereka.. nampakkan solidaritas kita muslim Indonesia,…. Allah berfirman : وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ . Mari kita tolong dengan harta kita.. Mari bantu dengan doa kita.. Mari kita bantu mereka dengan kita taat kepada Allah… Jaga sholat kita,tunnaikan kewajiban zakat kita.. Mari kita bantu mereka dengan peran aktif kita dalam gerakan dakwah,.. gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Karena hanya dengan inilah Izzatul islam akan Allah kembalikan. Dengan jalan inilah kita akan menjadi ummat yang disegani dan ketika itu tidak akan ada yang berani menyakiti Islam dan Kaum Muslimin.. الذين إن مكناهم في الأرض أقاموا الصلاة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروف ونهوا عن المنكر Jika ini yang kita wujudkan pertolongan itu akan segera datang.. Di hari itulah batu dan pepohonan akan berbicara…

Sumber Tulisan: http://wahdah.or.id/khutbah-jumat-doa-kami-untuk-palestina/
Ummat Islam adalah Ummat satu tubuh,penderitaan saudara kita di Gaza adalah penderitaan kita ummat Islam dimana pun berada.. dan adalah kewajiban setiap kita untuk menolong saudara-saudara kita di palestina yang berperang seorang diri mewakili kaum muslimin menghadapi musuh kita dengan apa yang kita bisa berikan.. jangan lupakan mereka dalam setiap lantunan doa kita.. sisihkan sebagian rezeki kita untuk perjuangan mereka.. nampakkan solidaritas kita muslim Indonesia,…. Allah berfirman : وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ . Mari kita tolong dengan harta kita.. Mari bantu dengan doa kita.. Mari kita bantu mereka dengan kita taat kepada Allah… Jaga sholat kita,tunnaikan kewajiban zakat kita.. Mari kita bantu mereka dengan peran aktif kita dalam gerakan dakwah,.. gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Karena hanya dengan inilah Izzatul islam akan Allah kembalikan. Dengan jalan inilah kita akan menjadi ummat yang disegani dan ketika itu tidak akan ada yang berani menyakiti Islam dan Kaum Muslimin.. الذين إن مكناهم في الأرض أقاموا الصلاة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروف ونهوا عن المنكر Jika ini yang kita wujudkan pertolongan itu akan segera datang.. Di hari itulah batu dan pepohonan akan berbicara…

Sumber Tulisan: http://wahdah.or.id/khutbah-jumat-doa-kami-untuk-palestina/
ahu ‘alaihi wa sallam dengan menjadikannya sebagai khatamul anbiya wal mursalin. [1]

ya ALLAH selamatkanlah mereka para auliamu , para aulia kecil yang tidak berdosa , sayangi mereka  yang sedang Engkau uji disana, berikanlah kebahagian mereka yang lam mereka nantikan , dan  terimalah jihad mereka yang memperjuangkan agamu ya Allah . aamin ya rabbal a'lamin.
Ummat Islam adalah Ummat satu tubuh,penderitaan saudara kita di Gaza adalah penderitaan kita ummat Islam dimana pun berada.. dan adalah kewajiban setiap kita untuk menolong saudara-saudara kita di palestina yang berperang seorang diri mewakili kaum muslimin menghadapi musuh kita dengan apa yang kita bisa berikan.. jangan lupakan mereka dalam setiap lantunan doa kita.. sisihkan sebagian rezeki kita untuk perjuangan mereka.. nampakkan solidaritas kita muslim Indonesia,…. Allah berfirman : وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ . Mari kita tolong dengan harta kita.. Mari bantu dengan doa kita.. Mari kita bantu mereka dengan kita taat kepada Allah… Jaga sholat kita,tunnaikan kewajiban zakat kita.. Mari kita bantu mereka dengan peran aktif kita dalam gerakan dakwah,.. gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Karena hanya dengan inilah Izzatul islam akan Allah kembalikan. Dengan jalan inilah kita akan menjadi ummat yang disegani dan ketika itu tidak akan ada yang berani menyakiti Islam dan Kaum Muslimin.. الذين إن مكناهم في الأرض أقاموا الصلاة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروف ونهوا عن المنكر Jika ini yang kita wujudkan pertolongan itu akan segera datang.. Di hari itulah batu dan pepohonan akan berbicara…

Sumber Tulisan: http://wahdah.or.id/khutbah-jumat-doa-kami-untuk-palestina/

Saudaraku, jangan pernah remehkan pengaruh doa Anda apalagi jika mendoakan saudara muslim tanpa sepengetahuan fihak yang didoakan. Doa Qunut Nazilah yang kita bacakan sekarang berkaitan dengan pembantaian pasukan Zionis Israel atas saudara-saudara kita kaum muslimin di Gaza, Palestina. Intinya kita memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa agar menolong dan memenangkan kaum muslimin dan mujahidin Palestina di Gaza sembari mengharapkan kekalahan bahkan kehancuran fihak Yahudi Zionis Israel.
Saudaraku, tidak banyak yang bisa kita lakukan. Sungguh, kita sangat geram, sedih sekaligus menyesal bahwa tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk kaum Muslimin Palestina di Gaza. Mereka dizalimi oleh kekuatan terlaknat pasukan Zionis Israel. Mereka diharuskan berada di dalam sebuah pertempuran tidak seimbang. Hanya doa yang bisa kita kirim untuk mereka. Ingatlah, doa bukan perkara ringan. Ia merupakan senjata orang beriman. Marilah kita mengharuskan diri membaca doa Qunut Nazilah dalam sholat-sholat kita pada hari-hari ini.
Saudaraku, doa Anda tidak ada yang diabaikan oleh Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengbulkan doa hamba-hambaNya yang beriman dan beramal sholeh. Percayalah, kemenangan Islam dan Ummat Islam pasti terjadi, sebab itulah skenario Allah….

Ummat Islam adalah Ummat satu tubuh,penderitaan saudara kita di Gaza adalah penderitaan kita ummat Islam dimana pun berada.. dan adalah kewajiban setiap kita untuk menolong saudara-saudara kita di palestina yang berperang seorang diri mewakili kaum muslimin menghadapi musuh kita dengan apa yang kita bisa berikan.. jangan lupakan mereka dalam setiap lantunan doa kita.. sisihkan sebagian rezeki kita untuk perjuangan mereka.. nampakkan solidaritas kita muslim Indonesia,…. Allah berfirman : وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ . Mari kita tolong dengan harta kita.. Mari bantu dengan doa kita.. Mari kita bantu mereka dengan kita taat kepada Allah… Jaga sholat kita,tunnaikan kewajiban zakat kita.. Mari kita bantu mereka dengan peran aktif kita dalam gerakan dakwah,.. gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Karena hanya dengan inilah Izzatul islam akan Allah kembalikan. Dengan jalan inilah kita akan menjadi ummat yang disegani dan ketika itu tidak akan ada yang berani menyakiti Islam dan Kaum Muslimin.. الذين إن مكناهم في الأرض أقاموا الصلاة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروف ونهوا عن المنكر Jika ini yang kita wujudkan pertolongan itu akan segera datang.. Di hari itulah batu dan pepohonan akan berbicara…

Sumber Tulisan: http://wahdah.or.id/khutbah-jumat-doa-kami-untuk-palestin